Tonal Variety (nada suara)
AR benar-benar seorang master yang memberi efek penuh emosional bagi audiennya melalui perubahan nada suaranya. Ketika ia ingin menyentuh hati para audien, dia akan merendahkan nada suaranya secara dalam dengan begitu serius, dan berbicara dengan begitu perlahan. Hasilnya, kata-katanya terdengar lembut dan emosional, dan secara reflek audien sedikit mencondongkan badannya ke depan seolah tidak mau kehilangan apa yang disampaikan AR. Kadang-kadang dia akan berbicara penuh ceria, suara sindiran yang menyenangkan dan mengena di hati.
Seperti yang anda lihat diatas, bahasa tubuhnya mendukung nada suaranya, dan yang pasti harus dikuatkan dengan pemilihan kata-kata yang tepat.
Dan memang Cara untuk men-‘deliver essence’ (menggambarkan perasaan), perlu training atau pelatihan secara khusus. Kalo di Luar negeri (US) ada sebuah seminar untuk mengerti caranya ‘nyetel’ perasaan diri kita, agar audien mengerti dan bisa merasakan perasaan sedih, gembira, takut, termotivasi seperti yang kita rasakan. Namun kita tidak perlu kecil hati, kita bisa latihan sendiri apa yang dinamakan ‘Magic mirror’. Yaitu berlatih di depan cermin melatih salah satu emosi, misal kagum, heran, damai dll.
Empat Mata : Tukul Arwana
Mungkin pembaca agak kesulitan membayangkan seperti apa peranan nada suara terhadap kata-kata yang disampaikan. Ada tips untuk mengerti mengapa nada suara sangat berpengaruh pada kata-kata yang kita sampaikan. Coba sekarang simak acara Empat Mata Tukul Arwana di Trans7 biasanya hari senin – jumat, mulai jam 21.30 malam. Tapi kali ini anda jangan melihat Tukul lagi beraksi di teve. Cukup dengarkan suaranya saja. Hanya mendengarkan suara, anda akan merasakan bagaimana Sang Tukul menyetel nada suaranya agar terlihat enak didengar dan menghibur. Anda akan bisa merasakan bagaimana nada suara Tukul bisa menunjukkan perasaannya seperti : marah, ngambek, mengolok-olok, serius, lucu. Semua dapat dikenali dan nada suaanya yang didukung body language-nya yang khas.