Skip to main content

Power of Decisions


Perhatikan baik-baik sekeliling kita, dan kita akan menemukan banyak sekali KEPUTUSAN salah yang diambil.

Setiap menit, setiap jam, setiap hari.

Bahkan yang awalnya kita anggap KEPUTUSAN benar pun bisa menjadi salah begitu keadaan berubah.

Perhatikan juga begitu banyak orang yang meratapi KEPUTUSANnya yang salah.

Atau banyak orang yang bingung sekali MEMILIH KEPUTUSAN.

Ada sebuah anjuran kuno untuk membuat KEPUTUSAN, yakni dengan melemparkan koin apabila kita berada di tengah KEPUTUSAN yang sama2 berat.

Becanda? Tidak juga.

You see, intinya sebenarnya adalah bukan pada kebenaran KEPUTUSAN itu sendiri, karena kita tidak akan pernah tahu KEPUTUSAN mana yang paling benar sepanjang masa.

KEPUTUSAN yang kita anggap benar sekarang, bisa menjadi salah di masa mendatang.

Apa yang kita anggap sebagai fakta pendukung sekarang, bisa menjadi hanya sebagai fakta yang salah di masa mendatang.

Apa yang kita anggap benar sekarang, bisa menjadi salah di masa mendatang. Demikian sebaliknya.

Walaupun kita sudah memikirkan semua faktor, sudah mempertimbangkan semua fakta, sudah menghitung semua untung-rugi, apakah ada jaminan terhadap KEPUTUSAN KITA?

Walau kita seolah sudah ‘cover all angles’, kita tetap bisa kecewa akan hasil dari KEPUTUSAN kita.

Intinya adalah pada SIKAP KITA setelah KEPUTUSAN itu dibuat.

Intinya adalah pada KOMITMEN kita pada KEPUTUSAN itu sendiri.

Hanya dengan KOMITMEN dan SIKAP YANG POSITIF, apabila ternyata kita merasa kemudian bahwa KEPUTUSAN itu kurang tepat sasaran, kita bisa berkata pada diri sendiri bahwa kita yang membuat KEPUTUSAN itu dan kita bertanggung jawab atas konsekuensinya. Kita bisa tetap tegak dan tahu bahwa KEPUTUSAN itu adalah PILIHAN kita, dan oleh sebab itu kitalah yang BERTANGGUNG JAWAB atas PILIHAN tersebut.


So, apapun KEPUTUSAN-nya, benar atau salah, PILIHAN sikap kita adalah menerima KEPUTUSAN itu sebagai tanggung jawab kita apapun hasilnya, atau malah mengutuk seluruh dunia, termasuk diri kita kalau KEPUTUSAN itu salah. Seperti halnya MEMILIH KEPUTUSAN, SIKAP kita setelah membuat KEPUTUSAN pun adalah PILIHAN.

So, DECIDE, LIVE WITH IT, and BE ACCOUNTABLE FOR IT!

Saya setuju kata orang bijak “If it doesn’t kill you, it will only make you stronger!”

Kalau KEPUTUSAN-nya belum mengantarkan kita ke apa yang kita inginkan, CHANGE THE APPROACH, and MAKE ANOTHER DECISION TOWARD OUR GOAL!

THERE IS NO FAILURE, ONLY FEEDBACK!

Tidak ada yang namanya kegagalan, hanya sebuah feedback. Agar kita mengganti cara-cara kita, termasuk mengganti KEPUTUSAN kita mengenai langkah2 kita menuju sasaran.

Sejauh kita BISA MELIHAT HASIL AKHIR yang kita tuju, kita bisa selalu MEMILIH jalan dan membuat berbagai KEPUTUSAN menuju ke sana.

You see, BELIEF mengenai apakah kita akan mencapai ke HASIL AKHIR yan kita mau, bukan saja terletak pada KEPUTUSAN yang kita buat, tapi juga pada SIKAP terhadap KEPUTUSAN2 kita.

It’s a CHOICE, anyway!

Hingdranata Nikolay


DO IT NOW OR NEVER FOREVER
Salam Power

Popular posts from this blog

Agar Hidup Bukan Sekedar Hidup?

Jika Hidup Sekedar Untuk Makan, Babi di Hutan Hidup Untuk Makan. Jika Hidup Sekedar untuk bekerja. Monyet di Hutan juga bekerja. Lantas buat apa aku hidup? Buat apa pula aku bekerja? Pertanyaan ini mengisi ruang-ruang pemikiran kepala saya. Beragam pertanyaan hadir. Apa sebenarnya maksud dari Buya Hamka? Dari kalam ini, apa yang beliau ingin pesankan? Sebagaimana lazimnya. Tatkala ada suara-suara hadir berupa pertanyaan. Senantiasa ada bagian dalam diri ini yang ingin menjawabnya. Seakan-akan saya tidak lagi sendiri. Bagian Ego dari sisi sebelah kanan atas memulai hipotesanya. “ Barangkali yang dimaksud adalah MISI ”. “ Ah tidak juga. Babi juga punya misi hidup. Yakni makan. Itulah misi hidupnya ”. Ego dari sisi sebelah kiri depan menjawab. “ Ya juga ”. Sang bijak merespon. Lalu apa? “ VALUE ”. Jawab sang Bijak. Kemudian dia menjelaskan.  Kalau memang babi mempunyai misi. Maka yang akan membedakan antara misi manusia dengan babi adalah dam...

Diskusi NLP dengan Noery

Noery Yanto: Halo..test rahmad_aceh: docpy ganti rahmad_aceh: Noery Yanto: 86 rahmad_aceh: lebih lancar kan ? Noery Yanto: ok BUZZ!!! rahmad_aceh: oce rahmad_aceh: lanjutin dong penjelasannya tadi rahmad_aceh: bro bisa menjelaskan NLP secara terstruktur rahmad_aceh: kalau saya belum konek seperti itu rahmad_aceh: Noery Yanto: Bahkan Syech Siti Jenar sudah melampaui apa yang dilakukan Richard & Jhon..Dia sudah membahas tatan ILahiah atau ketuhan..Hingga timbul pemikiran, Mana arafa nafsa faqat arafa rabbah.. Noery Yanto: Lanjutan yang fb tadi. rahmad_aceh: kalau itu setuju banget rahmad_aceh: ya rahmad_aceh: benar Noery Yanto: Di NLP kan kita suruh menggunkan kemampuan sepenuhnya.. rahmad_aceh: ya Noery Yanto: Baik pikiran, perbutan, serta verbalime dari linguistic. rahmad_aceh: yup Noery Yanto: Jadi NLP sama halnya dengan madhab yang diyakini trush hingga mempengaruhi kemampuan serta tingkah laku. rahmad_aceh: ya benar..terus ada hal k...

Cangkir Yang Cantik

Assalamu'alaikum Sepasang opa dan oma pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik "Lihat cangkir itu," kata si oma kepada suaminya. "Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si opa. Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara "Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang penjunan dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata "belum !" lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop ! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukka...