Skip to main content

AMBIL RESIKO

Ambil Resiko Sekarang Juga!!

Tertawa adalah mengambil resiko terlihat bodoh.

Menangis adalah mengambil resiko terlihat sentimentil.

Mengungkapkan perasaan adalah mengambil resiko menunjukkan diri yang sesungguhnya.

Menunjukkan gagasan dan impian anda di depan orang banyak adalah mengambil resiko merasa malu.

Mencintai adalah mengambil resiko tidak dicintai.

Hidup adalah mengambil resiko mati.

Berharap adalah mengambil resiko putus asa.

Berusaha adalah mengambil resiko gagal.

Tapi resiko harus dihadapi

Karena bahaya terbesar dalam hidup ini adalah tidak mengambil resiko sama sekali.

Orang yang tidak berani menghadapi resiko,

tidak akan melakukan apa-apa,

tidak punya apa-apa dan

bukan siapa-siapa.

Mereka mungkin menghindari penderitaan dan kesengsaraan,

tapi mereka tidak bisa belajar, merasakan, mengubah, tumbuh, mencintai atau hidup.

Dalam keadaan terikat oleh kepastian,

mereka adalah para budak

Mereka telah mengekang kebebasan mereka sendiri.

Hanya orang yang berani mengambil resiko adalah

orang yang bebas.

Ambil resiko sekarang juga!!

Popular posts from this blog

Agar Hidup Bukan Sekedar Hidup?

Jika Hidup Sekedar Untuk Makan, Babi di Hutan Hidup Untuk Makan. Jika Hidup Sekedar untuk bekerja. Monyet di Hutan juga bekerja. Lantas buat apa aku hidup? Buat apa pula aku bekerja? Pertanyaan ini mengisi ruang-ruang pemikiran kepala saya. Beragam pertanyaan hadir. Apa sebenarnya maksud dari Buya Hamka? Dari kalam ini, apa yang beliau ingin pesankan? Sebagaimana lazimnya. Tatkala ada suara-suara hadir berupa pertanyaan. Senantiasa ada bagian dalam diri ini yang ingin menjawabnya. Seakan-akan saya tidak lagi sendiri. Bagian Ego dari sisi sebelah kanan atas memulai hipotesanya. “ Barangkali yang dimaksud adalah MISI ”. “ Ah tidak juga. Babi juga punya misi hidup. Yakni makan. Itulah misi hidupnya ”. Ego dari sisi sebelah kiri depan menjawab. “ Ya juga ”. Sang bijak merespon. Lalu apa? “ VALUE ”. Jawab sang Bijak. Kemudian dia menjelaskan.  Kalau memang babi mempunyai misi. Maka yang akan membedakan antara misi manusia dengan babi adalah dam...

Cangkir Yang Cantik

Assalamu'alaikum Sepasang opa dan oma pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik "Lihat cangkir itu," kata si oma kepada suaminya. "Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si opa. Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara "Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang penjunan dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata "belum !" lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop ! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukka...

Melakukan Lebih Mudah Daripada Berkata

Assalamu'alaikum Saudara Power… Dalam kehidupan penuh keindahan dan kegegelapan ini, banyak sekali fenomena-fenomena yang kita temukan. Terkadang fikiran kita tidak mampu menjangkau, apakah itu kenyataan atau hanya imajinasi. Selain itu juga, dunia nan fatamorgana diciptakan dengan hukum-hukum pengaturan. Dimana hukum tersebut terus bergerak dan tak pernah usai. Mungkin kita sudah sering mendengar ; “Rajin pangkal Pandai dan Hemat Pangkal Kaya” “Berat sama dipikul dan Ringan sama dijinjing” Nasehat diatas, hampir setiap hari diulang-ulang oleh guru. Bahkan didinding kelas tempat kita menggali ilmu dulu, kalimat tersebut dengan gagah berdiri. Kini setelah kita dewasa. Kita mulai mengenal tentang makna masa depan. Arti sebuah mimpi. Nasehat-nasehat bijak baru, hadir disisi kita. “Masa depan dimiliki oleh mereka yang percaya kepada keindahan mimpinya.” (Eleanor Roosevelt). ”Jika kamu tidak punya mimpi, bagaimana kamu bisa mewujudkannya?” (Oscar Hammertein). "Jika kam...