Skip to main content

Akhir Harus Lebih Baik Dari Awal


Kalau kemarin adalah awal, maka hari ini bisa menjadi akhir. Kalau hari ini adalah awal besok bisa menjadi akhir. Kalau besok menjadi awal maka lusa bisa menjadi akhir. Agama memberi tuntunan, bahwa hari ini harus lebih baik daripada kemarin dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini. Jika hari ini sama saja dengan kemarin, maka kita tergolong merugi. Jika hari ini lebih buruk daripada kemarin, maka kita tergolong celaka. Dengan kata lain ”akhir” harus lebih baik daipada ”awal”.

Sebenarnya awal dan akhir itu seberapa jauh batasnya? Tidak ada batasnya. Apapun yang kita lakukan selalu ada awalnya dan ada akhirnya. Ketika kita berfikir, ada awalnya lalu ada akhirnya. Ketika kita berbicara dimulai dari awal dan berhenti di akhir. Ketika kita berperilaku, juga berawal dan berakhir. Ketika kita melihat, mendengar dan merasakan, juga ada saat awalnya dan batas akhirnya dalam suatu segmen tertentu. Dan di akhir segmen itulah kita mengukur, menilai dan menyimpulkan apa yang kita peroleh dari satu segmen itu. Apakah lebih baik, sama saja atau bahkan lebih baik daripada kondisi sebelum segmen itu terjadi? Akhir harus selalu lebih baik daripada awal.

Stephen Covey menginspirasi kita dengan istilah “Begin with the End in Mind”. Intinya apapun yang kita lakukan dimulai dengan tahu tujuan akhirnya. Tanpa tahu tujuan akhirnya maka kita tak pernah tahu apakah yang kita lakukan berhasil atau tidak. Agar bisa mengukurnya, maka ukuran dari hasil akhir itu juga harus jelas. Dalam pendekatan NLP dikenal well-formed outcome. Dari segala sisi terlihat suatu keinginan untuk menghasilkan dan meraih yang lebih baik. Akhir yang lebih baik daripada awalnya. Ini menunjukkan bahwa selalu ada dorongan manusiawi yang kemudian dengan akal budi distrukturisasi dengan berbagai metode dan pendekatan yang lebih sistematis untuk mencapai sebuah akhir yang lebih baik daripada awalnya.

Nenek moyang kita berperibahasa: Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Ini mengisyaratkan bahwa akhir harus lebih baik daripada awal. Kalau awalnya sakit maka akhirnya harus senang. Kalau awalnya senang maka akhirnya harus lebih senang.

Allah berfirman: walal aakhirotu khoirun laka minal uulaa

Sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan.

Ahli tafsir memaknakan bahwa perjuangan-perjuangan (Nabi Muhammad) akan menjumpai kemenangan (keberhasilan), sedangkan permulaanya penuh dengan kesulitan-kesulitan. Juga ditafsirkan sebagai kehidupan akhirat sebagai akhir lebih baik daripada kehidupan awal di dunia.

Ketika waktu terus berjalan, ketika masa terus berganti dan ketika perubahan terus terjadi, maka perjalanan dari awal menuju akhir terus bergulir. Dimulai dari awal lagi berhenti di akhir. Kembali ke awal lagi, menuju ke akhir lagi. Terus-menerus berjalan sampai mencapai akhir yang benar-benar terakhir. Marilah kita raih ”akhir” yang selalu lebih baik daripada ”awal”. Baik akhir yang ada di antara, terlebih utama akhir yang benar-benar terakhir kelak.

Apapun referensinya, apapun yang menjadi dasar keyakinan kita, ukhrawi atau duniawi, marilah kita niatkan dalam diri dan kita realisasikan dalam perilaku untuk selalu berubah menuju yang lebih baik. Kalau kita selalu berubah lebih baik dalam kehidupan duniawi kita, Insya Allah kelak di hari perhitungan kelakpun kita memperoleh yang lebih baik lagi. Memperoleh yang ”terbaik” di ”akhir” yang ”benar-benar akhir” bagi kita.

Mohon maaf,

Abdul Aziez

www.nlp-cons.com

www.abdulaziez.com

Popular posts from this blog

Agar Hidup Bukan Sekedar Hidup?

Jika Hidup Sekedar Untuk Makan, Babi di Hutan Hidup Untuk Makan. Jika Hidup Sekedar untuk bekerja. Monyet di Hutan juga bekerja. Lantas buat apa aku hidup? Buat apa pula aku bekerja? Pertanyaan ini mengisi ruang-ruang pemikiran kepala saya. Beragam pertanyaan hadir. Apa sebenarnya maksud dari Buya Hamka? Dari kalam ini, apa yang beliau ingin pesankan? Sebagaimana lazimnya. Tatkala ada suara-suara hadir berupa pertanyaan. Senantiasa ada bagian dalam diri ini yang ingin menjawabnya. Seakan-akan saya tidak lagi sendiri. Bagian Ego dari sisi sebelah kanan atas memulai hipotesanya. “ Barangkali yang dimaksud adalah MISI ”. “ Ah tidak juga. Babi juga punya misi hidup. Yakni makan. Itulah misi hidupnya ”. Ego dari sisi sebelah kiri depan menjawab. “ Ya juga ”. Sang bijak merespon. Lalu apa? “ VALUE ”. Jawab sang Bijak. Kemudian dia menjelaskan.  Kalau memang babi mempunyai misi. Maka yang akan membedakan antara misi manusia dengan babi adalah dam...

Diskusi NLP dengan Noery

Noery Yanto: Halo..test rahmad_aceh: docpy ganti rahmad_aceh: Noery Yanto: 86 rahmad_aceh: lebih lancar kan ? Noery Yanto: ok BUZZ!!! rahmad_aceh: oce rahmad_aceh: lanjutin dong penjelasannya tadi rahmad_aceh: bro bisa menjelaskan NLP secara terstruktur rahmad_aceh: kalau saya belum konek seperti itu rahmad_aceh: Noery Yanto: Bahkan Syech Siti Jenar sudah melampaui apa yang dilakukan Richard & Jhon..Dia sudah membahas tatan ILahiah atau ketuhan..Hingga timbul pemikiran, Mana arafa nafsa faqat arafa rabbah.. Noery Yanto: Lanjutan yang fb tadi. rahmad_aceh: kalau itu setuju banget rahmad_aceh: ya rahmad_aceh: benar Noery Yanto: Di NLP kan kita suruh menggunkan kemampuan sepenuhnya.. rahmad_aceh: ya Noery Yanto: Baik pikiran, perbutan, serta verbalime dari linguistic. rahmad_aceh: yup Noery Yanto: Jadi NLP sama halnya dengan madhab yang diyakini trush hingga mempengaruhi kemampuan serta tingkah laku. rahmad_aceh: ya benar..terus ada hal k...

Cangkir Yang Cantik

Assalamu'alaikum Sepasang opa dan oma pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik "Lihat cangkir itu," kata si oma kepada suaminya. "Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si opa. Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara "Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang penjunan dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata "belum !" lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop ! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukka...