Skip to main content

DIA YANG MAU-NYA HANYA YANG GRATIS,

Mario Teguh Golden Moment

DIA YANG MAU-NYA HANYA YANG GRATIS,
memiliki kesempatan kecil untuk menjadi mampu membeli.

...........

Sahabat Indonesia yang baik hatinya,

Mudah-mudahan sapa saya malam ini menemui Anda dalam kedamaian dan kegembiraan bersama keluarga dan kerabat terkasih.

Berikut adalah sebuah tulisan sederhana yang tersusun dari keprihatinan saya dalam mengamati bagaimana sebagian dari saudara kita - lebih sibuk mengupayakan menerima pemberian yang gratis, daripada sibuk membangun kualitas diri yang mampu membayar yang dibutuhkannya.

Please kindly enjoy, absorb, and apply.

………..

Mario Teguh Golden Moment
Dia yang mau-nya hanya yang gratis, memiliki kesempatan kecil untuk menjadi mampu membeli.

………..



Dia yang mau-nya hanya yang gratis, memiliki kesempatan kecil untuk menjadi mampu membeli.

Ingatlah bahwa yang menjadi fokus Anda, akan tumbuh.

Maka orang yang memfokuskan seluruh perhatiannya hanya untuk menemukan kesempatan makan gratis, menonton gratis, baju gratis, menginap gratis, tumpangan kendaraan gratis, pulsa telepon gratis, dan semua yang gratis,

akan kehabisan stamina mental dan tenaga fisik yang dibutuhkannya untuk membangun nilai pribadi yang menjadikannya pantas dibayar.

Dengan ketertarikan untuk tidak membayar, dia menjadikan dirinya tidak memiliki kualitas yang pantas untuk dibayar.

Karena dia dihargai rendah oleh lingkungannya, dia semakin tersemangati untuk mengupayakan apa pun yang tidak harus dibayar.

Maka menjadi semakin ahli-lah dia dalam mencari yang gratis-gratis, dan semakin tidak memiliki waktu dan energi untuk mampu melakukan apa pun yang memantaskannya bagi bayaran.

Tetapi …,

kemudian …,

dia menyalahkan kehidupan.

Dalam keluhan panjangnya, yang mengisi masa-masa panjang penantian datangnya yang gratis,

dia mengeluhkan ketidak-adilan dunia, dia menyalahkan pemerintah, dia menyalahkan orang tua yang tidak kaya, dia belajar membenci orang-orang yang menjadi kaya karena kejujuran dan kerja keras, yang dituduhnya tidak bersedekah.

Dia menyalahkan semua orang kecuali dirinya.

Tetapi,

dia kecewa dengan diri dan kehidupannya.

Dan tetapi lagi,

setiap kali orang menawarkan pekerjaan yang akan menjadikannya berhak bagi bayaran, dia akan bertanya:

Boleh minta mentahan-nya saja?

Langsung sajalah, ada uangnya nggak? Uang dulu dong, baru kerja!

Kalau ada uang, baru kita bicara!

(tetapi, menurut yang pernah berhubungan dengannya,
setelah menerima uang, dia akan ingkar janji …)

………..

Untuk orang seperti ini, seribu malaikat pun tidak akan bisa membantunya.

………..

Lalu, lihatlah satu rekan kita yang lain,

yang bekerja keras mengupayakan pendapatan yang penuh berkah bagi keluarganya,

yang mungkin mengeluh juga karena kecilnya pendapatan,

tetapi, tidak mengurangi kesungguhan kerjanya,

karena dia sadar, bahwa semakin kecil yang didapatnya, harus semakin keras dia bekerja.

Dia selalu mengulangi nasehat dari seorang rekannya yang lebih tua darinya; bahwa

Jika kecil yang kau hasilkan, harus semakin besar kesungguhan kerja mu.

Jika engkau setia dengan nasehat ini, engkau akan menghasilkan lebih untuk pekerjaan yang sama.

Dan jika engkau tetap setia dengan nasehat ini, engkau akan akhirnya menghasilkan lebih,
untuk sedikit pekerjaan yang dikerjakan oleh orang lain untuk mu.

………..

Maka janganlah hanya menginginkan yang mudah.

Janganlah keinginan mu untuk yang mudah, menjauhkanmu dari belajar menguasai yang sulit.

Sesungguhnya, karena kemampuan mu lebih besar daripada semua kesulitan mu, kehidupan ini yang sebetulnya sama sulitnya bagi semua orang, akan tampil sangat mudah bagi mu, dan akan berlaku sangat ramah kepada mu.

………..

Inginkanlah yang mudah, tetapi jangan lupakan keharusan mu untuk menjadi lebih kuat.

Bukan pemberian yang mudah yang akan memudahkan hidup mu,
tetapi kemampuan yang menjadikan mu pantas bagi semua pemberian besar - yang tidak mudah untuk didapat itu, yang akan menjadikan mu penegak kehidupan yang berjaya.

………..

Sekarang,

berdirilah tegap, berjalanlah gagah, tataplah dunia dengan ketajaman mata mu yang ramah, berbicaralah dengan kelembutan yang tegas, berlakulah dengan penuh hormat, dan muliakanlah setiap jiwa yang kau sentuh.

Sana …,

jadikanlah diri mu berguna.

Bergaullah engkau,
bersahabatlah dan libatkanlah diri mu dalam pergaulan dengan orang-orang baik,
lakukanlah yang baik,
upayakanlah rezeki yang baik,
tumbuhlah dalam kerja keras yang menggembirakan mereka yang kau layani,
lalu pulanglah engkau dengan perasaan damai,
kembali ke rumah untuk mengistirahatkan diri dan hati mu,
dalam pelukan penuh canda dan tawa
bersama belahan-belahan jiwa mu yang kau sebut keluarga itu.

………..

Adikku yang dititipkan ibumu kepada ibuku,

Sayangilah diri mu, sebagaimana Tuhan menyayangi mu,
agar Tuhan melengkapkan pemuliaan diri dan kehidupan mu,
sebagaimana yang telah direncanakan-Nya bagi mu, bahkan jauh sebelum kelahiran mu.

Hati mu memberi-tahu mu, bahwa Tuhan menyayangi mu, dengan menggantungkan air mata di pelupuk mu, dan memasang penyekat di tenggorokan mu.

Ikhlaskanlah diri mu bagi pemuliaan oleh Tuhan.

Jangan tolak pengertian tulus dari hati mu.

Engkau jiwa yang terkasih bagi Tuhan.

Maka muliakanlah penciptaan mu, dengan menghindarkan diri mu dari bersikap dan berlaku yang tidak memuliakan diri mu sendiri.

………..

Sahabat-sahabat saya yang dikasihi Tuhan,

Begitu dulu ya?

Mudah-mudahan catatan sederhana di atas dapat menemani Anda dalam membangun kesadaran dan penghormatan yang tinggi mengenai nilai Anda bagi kebaikan kehidupan banyak orang.

Berlakulah penuh hormat kepada diri Anda sendiri.
Dia adalah orang besar, yang sedang menantikan pembesaran yang menjadi tanggung-jawab Anda.

Sampai kita bertemu dan berjabat-tangan erat nanti.

Please convey our warmest super regards to your loved ones.

Terima kasih dan salam super,

Mario Teguh


Foto Marco, Audrey, dan ayah,
diambil oleh ibu mereka.

Popular posts from this blog

Agar Hidup Bukan Sekedar Hidup?

Jika Hidup Sekedar Untuk Makan, Babi di Hutan Hidup Untuk Makan. Jika Hidup Sekedar untuk bekerja. Monyet di Hutan juga bekerja. Lantas buat apa aku hidup? Buat apa pula aku bekerja? Pertanyaan ini mengisi ruang-ruang pemikiran kepala saya. Beragam pertanyaan hadir. Apa sebenarnya maksud dari Buya Hamka? Dari kalam ini, apa yang beliau ingin pesankan? Sebagaimana lazimnya. Tatkala ada suara-suara hadir berupa pertanyaan. Senantiasa ada bagian dalam diri ini yang ingin menjawabnya. Seakan-akan saya tidak lagi sendiri. Bagian Ego dari sisi sebelah kanan atas memulai hipotesanya. “ Barangkali yang dimaksud adalah MISI ”. “ Ah tidak juga. Babi juga punya misi hidup. Yakni makan. Itulah misi hidupnya ”. Ego dari sisi sebelah kiri depan menjawab. “ Ya juga ”. Sang bijak merespon. Lalu apa? “ VALUE ”. Jawab sang Bijak. Kemudian dia menjelaskan.  Kalau memang babi mempunyai misi. Maka yang akan membedakan antara misi manusia dengan babi adalah dam...

Diskusi NLP dengan Noery

Noery Yanto: Halo..test rahmad_aceh: docpy ganti rahmad_aceh: Noery Yanto: 86 rahmad_aceh: lebih lancar kan ? Noery Yanto: ok BUZZ!!! rahmad_aceh: oce rahmad_aceh: lanjutin dong penjelasannya tadi rahmad_aceh: bro bisa menjelaskan NLP secara terstruktur rahmad_aceh: kalau saya belum konek seperti itu rahmad_aceh: Noery Yanto: Bahkan Syech Siti Jenar sudah melampaui apa yang dilakukan Richard & Jhon..Dia sudah membahas tatan ILahiah atau ketuhan..Hingga timbul pemikiran, Mana arafa nafsa faqat arafa rabbah.. Noery Yanto: Lanjutan yang fb tadi. rahmad_aceh: kalau itu setuju banget rahmad_aceh: ya rahmad_aceh: benar Noery Yanto: Di NLP kan kita suruh menggunkan kemampuan sepenuhnya.. rahmad_aceh: ya Noery Yanto: Baik pikiran, perbutan, serta verbalime dari linguistic. rahmad_aceh: yup Noery Yanto: Jadi NLP sama halnya dengan madhab yang diyakini trush hingga mempengaruhi kemampuan serta tingkah laku. rahmad_aceh: ya benar..terus ada hal k...

Cangkir Yang Cantik

Assalamu'alaikum Sepasang opa dan oma pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik "Lihat cangkir itu," kata si oma kepada suaminya. "Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si opa. Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara "Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang penjunan dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata "belum !" lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop ! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukka...