Skip to main content

Petani Yang Miskin

Assalamu’alaikum

Shahabat Kehidupan yang baik…

Kemarin saya menghadiri acara Cinta Rasul bersama AMALIA ( Anak Muslim Insan Mulia) di daerah Ciledug. Kegiatan alhamdulillah berjalan dengan lancar. Dimana peserta yang berjumlah 40 orang itu, bermain, dan belajar dengan penuh keceriaan. Acara demi acara mereka ikuti dengan baik…

Ada kejadian yang sangat mengelitik perasaan saya. Kejadian itu membuat saya merenung. Tumbuh pertanyaan mengapa ini bisa terjadi ? Bukanlah hal yang aneh itu bisa terjadi. Dan barangkali itu tidak hanya mereka yang masih usia emas, Adik-adik kelas II - VIII.Bisa jadi kitapun seperti mereka…

Pada sesi kedua. Peserta AMALIA mendapat tugas kelompok untuk membuat drama tentang tauladan Rasulullah. Setiap peserta melakukan dengan antusias, mengikuti intruksi dan batuan dari Kakak pemandunya. Tampil kedepan dengan penuh Keceriaan. Ada yang membuat kisah Kerajaan Amalia,”Dicari Pangeran yang Cerdas (tauladan Rasul Fathonah), Drama tentang sekolah (Amanah) dll”. Setelah selesai Drama. Ketua pelaksana meminta saya untuk menyampaikan refleksi dari tugas ini. Saya memulai dengan metafora. Mencerita tentang seorang anak desa Jadi Milioner.

”Adik-adik, kakak akan bercerita tentang Anak Desa Jadi Milioner. Suatu hari, disekolah Sukses Mulia. Pak Guru memberi tugas kepada siswanya, untuk menuliskan cita-cita mereka. Besok dikumpulkan dan dibacakan didepan kelas. Kemudian siswa ini, pulang kerumah untuk mengerjakan tugasnya. Mereka meminta bantuan kepada orang tuanya, yang sebagiannya berprofesi sebagai PETANI”

Tiba-tiba salah seorang peserta AMALIA menyahut ” PETANI yang MISKIN”… sahutanya membuat saya terkejut. Inilah yang menjadi tanda tanya bagi saya, barangkali anda juga. Ternyata dialam bawah sadar generasi emas, telah terukir rapi. Petani adalah orang miskin. Mungkin juga beberapa profesi lainya.

Shahabat Kehidupan…

Saya mengajak diri saya khususnya juga anda semua. Bagaimana kalau kita berfikir sejenak. Langkah apa saja dapat kita lakukan untuk merubah mindset yang tertanam dalam bawah sadar; Anak, Keponakan, Adik, Siswa dan generasi bangsa kita? Apakah itu disekolah, rumah dan Lingkungan …

Langkah-langkah pembentuk mindset baru bagi generasi Emas.

Pertama , Saran saya bagi anda para pendidik (Konteks dan Kondisi sekolah). Bagaimana kalau mulai sekarang, setiap kali kita memberikan contoh, kita buat gambaran dalam mindset baru. Katakanlah anda mengajarkan matematika. Dengan contoh soal cerita ;

Jika Spongbob membuat 10 burger. setiap burger dia “Jual” dengan harga Rp.3.000,-. Modal bahan untuk membuat burger Rp.1.000,-. Berapakah keuntungan yang diraih Spongbob, jika bisa menjual semuanya ?

Kata “Jual” saya berikan (”), karena dengan harapan. Dari semenjak kecil kita bisa menanamkan mindset untuk Menjual. Bukan lagi “Membeli”. Mungkin yang selama ini pernah kita dapatkan dibuku-buku matematika anak-anak kita . ” Ibu pergi kepasar membeli” gantilah dengan “MENJUAL”. Barangkali ini bisa merubah budaya “konsumtif”.

Popular posts from this blog

Agar Hidup Bukan Sekedar Hidup?

Jika Hidup Sekedar Untuk Makan, Babi di Hutan Hidup Untuk Makan. Jika Hidup Sekedar untuk bekerja. Monyet di Hutan juga bekerja. Lantas buat apa aku hidup? Buat apa pula aku bekerja? Pertanyaan ini mengisi ruang-ruang pemikiran kepala saya. Beragam pertanyaan hadir. Apa sebenarnya maksud dari Buya Hamka? Dari kalam ini, apa yang beliau ingin pesankan? Sebagaimana lazimnya. Tatkala ada suara-suara hadir berupa pertanyaan. Senantiasa ada bagian dalam diri ini yang ingin menjawabnya. Seakan-akan saya tidak lagi sendiri. Bagian Ego dari sisi sebelah kanan atas memulai hipotesanya. “ Barangkali yang dimaksud adalah MISI ”. “ Ah tidak juga. Babi juga punya misi hidup. Yakni makan. Itulah misi hidupnya ”. Ego dari sisi sebelah kiri depan menjawab. “ Ya juga ”. Sang bijak merespon. Lalu apa? “ VALUE ”. Jawab sang Bijak. Kemudian dia menjelaskan.  Kalau memang babi mempunyai misi. Maka yang akan membedakan antara misi manusia dengan babi adalah dam...

Cangkir Yang Cantik

Assalamu'alaikum Sepasang opa dan oma pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik "Lihat cangkir itu," kata si oma kepada suaminya. "Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si opa. Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara "Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang penjunan dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata "belum !" lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop ! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukka...

Melakukan Lebih Mudah Daripada Berkata

Assalamu'alaikum Saudara Power… Dalam kehidupan penuh keindahan dan kegegelapan ini, banyak sekali fenomena-fenomena yang kita temukan. Terkadang fikiran kita tidak mampu menjangkau, apakah itu kenyataan atau hanya imajinasi. Selain itu juga, dunia nan fatamorgana diciptakan dengan hukum-hukum pengaturan. Dimana hukum tersebut terus bergerak dan tak pernah usai. Mungkin kita sudah sering mendengar ; “Rajin pangkal Pandai dan Hemat Pangkal Kaya” “Berat sama dipikul dan Ringan sama dijinjing” Nasehat diatas, hampir setiap hari diulang-ulang oleh guru. Bahkan didinding kelas tempat kita menggali ilmu dulu, kalimat tersebut dengan gagah berdiri. Kini setelah kita dewasa. Kita mulai mengenal tentang makna masa depan. Arti sebuah mimpi. Nasehat-nasehat bijak baru, hadir disisi kita. “Masa depan dimiliki oleh mereka yang percaya kepada keindahan mimpinya.” (Eleanor Roosevelt). ”Jika kamu tidak punya mimpi, bagaimana kamu bisa mewujudkannya?” (Oscar Hammertein). "Jika kam...