Assalamu'alaikum
Shahabat pecinta kebaikan semua...semoga dihari indah ini, curahan cinta dan Kasih sayang Allah menyelimuti antum sekalian. serta Allah mudahkan pekerjaan dan keperluan.
sudah lama tidak bersua disini, mohon maaf sebelumnya. sekarang ini saya lagi Magang di sebuah perusahaan, Jasa Outsourcing. Didaerah manggarai, untuk pendidikan. sebagaimana kita ketahui, tidak semua PT. mengizinkan karyawan nya untuk email-emailan..jadi saya gak bisa email deh....
Menarik sekali diskusi tentang Ikhlas.yang terjadi di tetangga sebelah. Subhanallah, teman-teman disna ada yang sedang mencapai titik maqam ikhlas nya para pejalan kesucian. dimana tidak ada lagi benda, tidak ada lagi marah, tidak ada lagi sesuatu, tidak ada lagi karena. Dibenci tetap dijalankan, apalagi dipuji tetap melaksanakan... suatu maqam tidak ada lagi negasi disana. berbahagialah bagi Shahabat yang telah berada di lantai itu. Yang ada hanyalah " Hamba dan Sang Pencipta , Allah alKhalik"
Namun, bagaimana jika tangga yang kita naiki belum sampai disana ? Maha suci Allah, Beliau Maha Pengampun, Mengetahui setiap daun yang jatuh. Memberikan rezeki kepada hewan melata yang ada dalam perut bumi. Mengirimkan burung tuk menyuapi makanan, kepada ular yang buta matanya. Apa yang ada didalam hati kita, Allah tau. Al-Malik tau persis dimana posisi kita. La Tahzan, never give up, teruslah memberi, teruslah mengajak kebenaran, teruslah mencegah kemungkaran. Tetaplah menyantuni anak yatim, istiqamahlah pada kebaikan, berpeluk erat dan setialah terhadap kebenaran. walau mungkin didalam qalbu sana masih ada sejuta harapan imbalan dari Yang Maha Memberi.
Kalau bukan kepada Zat penepat janji nya kita memohon, kepada siapalagi ? tanpa kita minta pun Allah berikan...
Ikhlas sangatlah sederhana, laksana kita berangkat hendak membersihkan perut dari kotoran. Jika selepas proses pemulihan tubuh, kita menjaga diri agar tiada yang tau, bahwa kita baru selesai dari sana. inilah Ikhlas wujud External. dikehidupan peribadatan yang lain, menjaga lisan, dan bahasa tak bersuara (body language) terhindar dari pengetahuan orang lain.
Disudut lain, tak kala pelepasan kimiawi dari ruangannya. Kita terima apa adanya, kita keluarkan dengan penuh totalitas. Kita telah melakukan Ikhlas kedalam. Kepada diri sendiri. Menerima tanpa ada keluh kesah, walau sekecil zarrah (atom)... Terkadang juga, ikhlas akan bertamu bukan dalam berbuat baik atau setelah memberi. Kadangkala ia berwujud amanah berupa anak, istri, suami, dan yang sangat dekat dengan kita adalah berupa Rezeki ; uang , gaji yang belum cukup. hadiah dari teman kurang memuaskan. Ikhlas menyapa dalam bentuk totalitas menerima apa yang diberi...
Saudaraku...
Jangan sampai, karena takut tidak ikhlas, menjauhkan kita dari berbuat baik. Sungguh Allah maha tau mana Hamba-hambanya yang Suci. pribadi-pribadi yang tulus dan selalu melepaskan hidup, hanya kepada Allah.
Takkala kita berselimut dengan Surrender, penerimaan total, atau Ikhlas. dia tak pernah jauh dari yang namanya Sabar, syukur dan Pasrah... Sabar ; tetap bertahan dijalur dari guncangan, terpaan, dan rintangan. Syukur ; menikmati dan terus menjalankan apa yang ada. dan Pasrah ; melepaskan semuanya Kepada Allah yang Memegang Kehidupan. Meminjam istilah pak Ary Ginanjar (Zero ind Proses). Namun, diantara semua itu. Kemulian mendekati ketika tak ada lagi kata sukses-gagal,baik-buruk,hitam-putih, makian-pujian... kesemua itu satu. karena apabila dosa dan kegagalan yang kita alami lebih mendekatkan kita kepada Allah, maka itulah KEBAIKAN. dan bila sudah seperti ini, tinggallah urusan ; hanya ada " Aku dan Engkau. Hamba dan Sang Khalik"...
Adakah diantara shahabat sudah berada puncak sana ?
wallahu'alam
Shahabat pecinta kebaikan semua...semoga dihari indah ini, curahan cinta dan Kasih sayang Allah menyelimuti antum sekalian. serta Allah mudahkan pekerjaan dan keperluan.
sudah lama tidak bersua disini, mohon maaf sebelumnya. sekarang ini saya lagi Magang di sebuah perusahaan, Jasa Outsourcing. Didaerah manggarai, untuk pendidikan. sebagaimana kita ketahui, tidak semua PT. mengizinkan karyawan nya untuk email-emailan..jadi saya gak bisa email deh....
Menarik sekali diskusi tentang Ikhlas.yang terjadi di tetangga sebelah. Subhanallah, teman-teman disna ada yang sedang mencapai titik maqam ikhlas nya para pejalan kesucian. dimana tidak ada lagi benda, tidak ada lagi marah, tidak ada lagi sesuatu, tidak ada lagi karena. Dibenci tetap dijalankan, apalagi dipuji tetap melaksanakan... suatu maqam tidak ada lagi negasi disana. berbahagialah bagi Shahabat yang telah berada di lantai itu. Yang ada hanyalah " Hamba dan Sang Pencipta , Allah alKhalik"
Namun, bagaimana jika tangga yang kita naiki belum sampai disana ? Maha suci Allah, Beliau Maha Pengampun, Mengetahui setiap daun yang jatuh. Memberikan rezeki kepada hewan melata yang ada dalam perut bumi. Mengirimkan burung tuk menyuapi makanan, kepada ular yang buta matanya. Apa yang ada didalam hati kita, Allah tau. Al-Malik tau persis dimana posisi kita. La Tahzan, never give up, teruslah memberi, teruslah mengajak kebenaran, teruslah mencegah kemungkaran. Tetaplah menyantuni anak yatim, istiqamahlah pada kebaikan, berpeluk erat dan setialah terhadap kebenaran. walau mungkin didalam qalbu sana masih ada sejuta harapan imbalan dari Yang Maha Memberi.
Kalau bukan kepada Zat penepat janji nya kita memohon, kepada siapalagi ? tanpa kita minta pun Allah berikan...
Ikhlas sangatlah sederhana, laksana kita berangkat hendak membersihkan perut dari kotoran. Jika selepas proses pemulihan tubuh, kita menjaga diri agar tiada yang tau, bahwa kita baru selesai dari sana. inilah Ikhlas wujud External. dikehidupan peribadatan yang lain, menjaga lisan, dan bahasa tak bersuara (body language) terhindar dari pengetahuan orang lain.
Disudut lain, tak kala pelepasan kimiawi dari ruangannya. Kita terima apa adanya, kita keluarkan dengan penuh totalitas. Kita telah melakukan Ikhlas kedalam. Kepada diri sendiri. Menerima tanpa ada keluh kesah, walau sekecil zarrah (atom)... Terkadang juga, ikhlas akan bertamu bukan dalam berbuat baik atau setelah memberi. Kadangkala ia berwujud amanah berupa anak, istri, suami, dan yang sangat dekat dengan kita adalah berupa Rezeki ; uang , gaji yang belum cukup. hadiah dari teman kurang memuaskan. Ikhlas menyapa dalam bentuk totalitas menerima apa yang diberi...
Saudaraku...
Jangan sampai, karena takut tidak ikhlas, menjauhkan kita dari berbuat baik. Sungguh Allah maha tau mana Hamba-hambanya yang Suci. pribadi-pribadi yang tulus dan selalu melepaskan hidup, hanya kepada Allah.
Takkala kita berselimut dengan Surrender, penerimaan total, atau Ikhlas. dia tak pernah jauh dari yang namanya Sabar, syukur dan Pasrah... Sabar ; tetap bertahan dijalur dari guncangan, terpaan, dan rintangan. Syukur ; menikmati dan terus menjalankan apa yang ada. dan Pasrah ; melepaskan semuanya Kepada Allah yang Memegang Kehidupan. Meminjam istilah pak Ary Ginanjar (Zero ind Proses). Namun, diantara semua itu. Kemulian mendekati ketika tak ada lagi kata sukses-gagal,baik-buruk,hitam-putih, makian-pujian... kesemua itu satu. karena apabila dosa dan kegagalan yang kita alami lebih mendekatkan kita kepada Allah, maka itulah KEBAIKAN. dan bila sudah seperti ini, tinggallah urusan ; hanya ada " Aku dan Engkau. Hamba dan Sang Khalik"...
Adakah diantara shahabat sudah berada puncak sana ?
wallahu'alam