Skip to main content

Ikhlas Hakiki

Assalamu'alaikum

Shahabat pecinta kebaikan semua...semoga dihari indah ini, curahan cinta dan Kasih sayang Allah menyelimuti antum sekalian. serta Allah mudahkan pekerjaan dan keperluan.

sudah lama tidak bersua disini, mohon maaf sebelumnya. sekarang ini saya lagi Magang di sebuah perusahaan, Jasa Outsourcing. Didaerah manggarai, untuk pendidikan. sebagaimana kita ketahui, tidak semua PT. mengizinkan karyawan nya untuk email-emailan..jadi saya gak bisa email deh....

Menarik sekali diskusi tentang Ikhlas.yang terjadi di tetangga sebelah. Subhanallah, teman-teman disna ada yang sedang mencapai titik maqam ikhlas nya para pejalan kesucian. dimana tidak ada lagi benda, tidak ada lagi marah, tidak ada lagi sesuatu, tidak ada lagi karena. Dibenci tetap dijalankan, apalagi dipuji tetap melaksanakan... suatu maqam tidak ada lagi negasi disana. berbahagialah bagi Shahabat yang telah berada di lantai itu. Yang ada hanyalah " Hamba dan Sang Pencipta , Allah alKhalik"

Namun, bagaimana jika tangga yang kita naiki belum sampai disana ? Maha suci Allah, Beliau Maha Pengampun, Mengetahui setiap daun yang jatuh. Memberikan rezeki kepada hewan melata yang ada dalam perut bumi. Mengirimkan burung tuk menyuapi makanan, kepada ular yang buta matanya. Apa yang ada didalam hati kita, Allah tau. Al-Malik tau persis dimana posisi kita. La Tahzan, never give up, teruslah memberi, teruslah mengajak kebenaran, teruslah mencegah kemungkaran. Tetaplah menyantuni anak yatim, istiqamahlah pada kebaikan, berpeluk erat dan setialah terhadap kebenaran. walau mungkin didalam qalbu sana masih ada sejuta harapan imbalan dari Yang Maha Memberi.

Kalau bukan kepada Zat penepat janji nya kita memohon, kepada siapalagi ? tanpa kita minta pun Allah berikan...
Ikhlas sangatlah sederhana, laksana kita berangkat hendak membersihkan perut dari kotoran. Jika selepas proses pemulihan tubuh, kita menjaga diri agar tiada yang tau, bahwa kita baru selesai dari sana. inilah Ikhlas wujud External. dikehidupan peribadatan yang lain, menjaga lisan, dan bahasa tak bersuara (body language) terhindar dari pengetahuan orang lain.

Disudut lain, tak kala pelepasan kimiawi dari ruangannya. Kita terima apa adanya, kita keluarkan dengan penuh totalitas. Kita telah melakukan Ikhlas kedalam. Kepada diri sendiri. Menerima tanpa ada keluh kesah, walau sekecil zarrah (atom)... Terkadang juga, ikhlas akan bertamu bukan dalam berbuat baik atau setelah memberi. Kadangkala ia berwujud amanah berupa anak, istri, suami, dan yang sangat dekat dengan kita adalah berupa Rezeki ; uang , gaji yang belum cukup. hadiah dari teman kurang memuaskan. Ikhlas menyapa dalam bentuk totalitas menerima apa yang diberi...

Saudaraku...
Jangan sampai, karena takut tidak ikhlas, menjauhkan kita dari berbuat baik. Sungguh Allah maha tau mana Hamba-hambanya yang Suci. pribadi-pribadi yang tulus dan selalu melepaskan hidup, hanya kepada Allah.

Takkala kita berselimut dengan Surrender, penerimaan total, atau Ikhlas. dia tak pernah jauh dari yang namanya Sabar, syukur dan Pasrah... Sabar ; tetap bertahan dijalur dari guncangan, terpaan, dan rintangan. Syukur ; menikmati dan terus menjalankan apa yang ada. dan Pasrah ; melepaskan semuanya Kepada Allah yang Memegang Kehidupan. Meminjam istilah pak Ary Ginanjar (Zero ind Proses). Namun, diantara semua itu. Kemulian mendekati ketika tak ada lagi kata sukses-gagal,baik-buruk,hitam-putih, makian-pujian... kesemua itu satu. karena apabila dosa dan kegagalan yang kita alami lebih mendekatkan kita kepada Allah, maka itulah KEBAIKAN. dan bila sudah seperti ini, tinggallah urusan ; hanya ada " Aku dan Engkau. Hamba dan Sang Khalik"...

Adakah diantara shahabat sudah berada puncak sana ?

wallahu'alam

Popular posts from this blog

Agar Hidup Bukan Sekedar Hidup?

Jika Hidup Sekedar Untuk Makan, Babi di Hutan Hidup Untuk Makan. Jika Hidup Sekedar untuk bekerja. Monyet di Hutan juga bekerja. Lantas buat apa aku hidup? Buat apa pula aku bekerja? Pertanyaan ini mengisi ruang-ruang pemikiran kepala saya. Beragam pertanyaan hadir. Apa sebenarnya maksud dari Buya Hamka? Dari kalam ini, apa yang beliau ingin pesankan? Sebagaimana lazimnya. Tatkala ada suara-suara hadir berupa pertanyaan. Senantiasa ada bagian dalam diri ini yang ingin menjawabnya. Seakan-akan saya tidak lagi sendiri. Bagian Ego dari sisi sebelah kanan atas memulai hipotesanya. “ Barangkali yang dimaksud adalah MISI ”. “ Ah tidak juga. Babi juga punya misi hidup. Yakni makan. Itulah misi hidupnya ”. Ego dari sisi sebelah kiri depan menjawab. “ Ya juga ”. Sang bijak merespon. Lalu apa? “ VALUE ”. Jawab sang Bijak. Kemudian dia menjelaskan.  Kalau memang babi mempunyai misi. Maka yang akan membedakan antara misi manusia dengan babi adalah dam...

Diskusi NLP dengan Noery

Noery Yanto: Halo..test rahmad_aceh: docpy ganti rahmad_aceh: Noery Yanto: 86 rahmad_aceh: lebih lancar kan ? Noery Yanto: ok BUZZ!!! rahmad_aceh: oce rahmad_aceh: lanjutin dong penjelasannya tadi rahmad_aceh: bro bisa menjelaskan NLP secara terstruktur rahmad_aceh: kalau saya belum konek seperti itu rahmad_aceh: Noery Yanto: Bahkan Syech Siti Jenar sudah melampaui apa yang dilakukan Richard & Jhon..Dia sudah membahas tatan ILahiah atau ketuhan..Hingga timbul pemikiran, Mana arafa nafsa faqat arafa rabbah.. Noery Yanto: Lanjutan yang fb tadi. rahmad_aceh: kalau itu setuju banget rahmad_aceh: ya rahmad_aceh: benar Noery Yanto: Di NLP kan kita suruh menggunkan kemampuan sepenuhnya.. rahmad_aceh: ya Noery Yanto: Baik pikiran, perbutan, serta verbalime dari linguistic. rahmad_aceh: yup Noery Yanto: Jadi NLP sama halnya dengan madhab yang diyakini trush hingga mempengaruhi kemampuan serta tingkah laku. rahmad_aceh: ya benar..terus ada hal k...

Cangkir Yang Cantik

Assalamu'alaikum Sepasang opa dan oma pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik "Lihat cangkir itu," kata si oma kepada suaminya. "Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si opa. Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara "Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang penjunan dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata "belum !" lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop ! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukka...