Ujian dan cobaan berbagai macam bentuknya. Pemutusan kerja, Cerai, Sakit, Perpisahan, kalah, Gagal, Kematian, selingkuh, ditipu, Banjir, kebakaran, tanah longsor, gempa, kapal tenggelam, tabrakan, fitnah, ancaman, kenaikan kelas, akhir semester… ( Biarlah yang membaca melanjutkan. Pastinya wadah ini tidak cukup mewakili). Sekali lagi, itu semua bagaimana kita memaknai. Apakah ujian sebagai pengkerdilan ? atau cobaan sebagai penghebatan diri ?
Bagi mereka yang menjadikan ujian sebagai beban. Kehidupan rasanya sempit. Pancaran indah sinar matahari seakan redup. Sepi dalam keramaian. Nasi keras bagaikan batu. Air bak berduri.. Terkadang anda akan berjumpa, dengan orang-orang yang telah mati sebelum ajal menjemput.
Berbeda bagi pribadi-pribadi berjiwa besar. Ujian dan cobaan adalah penghebatan diri. Pembangun mental. Penguat hati. Pengembangan diri. Penghambaan diri kepada Allah. Dimata mereka, melalui ujian Tuhan menjadi nyata.
Dikehidupan orang-orang yang berjalan dalam ekpedisi kejernihan. Dikisahkan; suatu ketika Nasrudin mengikuti ceramah keimanan. Pesan yang sangat berkesan bagi Nasrudin adalah “ Tuhan Maha Baik”.
Langit mulai mendung. Gemuruh Guntur besahutan. Kilasan kilat berkilauan. Perjalanan pulang kerumah, Nasrudin diingatkan oleh penceramah. “ Din, diluar petir. Berdiamlah dulu. Nanti baru kamu pulang “. Nasrudin menjawab sambil melangkah. “ Tuhan maha baik “.
Selang beberapa meter. Paman nya menasehati “ Masuklah kerumah, diluar ada petir !”. Nasrudin menjawab “ Tuhan Maha baik”. Mendekati rumahnya, Nasrudin diingatkan lagi oleh temannya “ Diluar ada petir, nanti engkau tersambar. Masuklah kerumah !”. “ Tuhan Maha baik”. Nasrudin membalas.
Diwaktu Nasrudin melintasi pohon besar. Tiba-tiba terdengar keras halilintar. Kilasan kilatnya mengilaukan mata. Suaranya memekik gendang telinga. Petirpun menyambar batang pohon, jatuh atas kepala Udin. Seketika malaikat izrail mencabut nyawa.
Nasrudin protes kepada tuhan. “ Tuhan, katanya engkau Maha Baik. Tapi kenapa engkau izinkan petir menyambar pohon ?” Tuhan menjawab “ Din, bukankah ustaz sudah melarang mu pulang ? Pamanmu menasehati, temanmu juga mengingatkan. Siapa yang berkuasa atas mereka ? siapa yang mengutus mereka ? Bagaimana mungkin Aku langsung turun kepada mu ? Sungguh engkau tak mampu menatapKu.
Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau." Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku." Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman."
( QS; Al-A’raf ; 143 )
Masih tergambar jelas diingatan. Minggu 26 desember 2004. Tsunami menyapa Aceh. Orang tua, pemuda, wanita, pria, suami, istri, anak-anak Siapapun berusaha menyelamatkan diri. Berlari untuk mendahului tentara Allah. Saya menemukan sebauh ektasi dan sensasi mendalam. Merasakan kedekatan dengan Allah. Lebih dekat dari urat nadi.
Dan apabila hamba-hamba- Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
( QS; Al-Baqarah ; 186 )
Memang, perjumpaan dengan Allah. Kata-kata dan logika tidak sampai menjangkaunya. Ibarat menyampaikan manisnya pisang, kepada orang yang belum pernah merasanya. Manis seperti susu. Lembek seperti mentega. Pisang bukanlah susu. Dan tidak juga mentega. Hanya dengan mengunyahlah, terasa manisnya. Karena melalui ujian tuhan menjadi nyata.
Pasca tsunami, Banyak sekali Allah menampakkan wujudNya. Fikiran tidak sanggup menyentuh. Dinamakanlah dengan keajaiban. Foto antariksa melukiskan. Di Srilangka, Air (Tsunami) berlafaz Allah. Mesjid-mesjid berdiri dengan kokoh. Salah satunya, Mesjid Ulee-Lhee. Tepat dibelakangnya laut lepas. Sampai kini, tetap menyangga bumi dengan gagah. Bayi yang selamat, terdampar atas pohon. Konflik GAM dan TNI meredam. Sungguh sangat banyak, Al-Malik menunjukan ; Melalui Ujian Allah menjadi nyata.
Dikalangan Muthmainnah ( jiwa-jiwa yang tenang ). Ujian adalah penambah keimanan. Bukti nyata, Cinta dan Kasih sayang Ar-Rahman dan Ar-Rahim.
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.
( QS; Al-Baqarah ; 214 )
Melalui ujian tersadarkan, bahwa ; Diri kecil, Allah Maha Besar. Hamba lemah, Dia Maha Kuat. Manusia tak terperdaya, Allah Maha Kuasa. Dan bukankah Melalui ujian tuhan menjadi nyata ? wallahu’alam.