Seperti ribuan remaja lainnya,Hasna sedang berusaha mendapatkan suatu pekerjaan. Dia membaca tentang adanya lowongan kerja di sebuah pabrik, dan dia merencanakan untuk pergi ke sana.
Hari itu angin keras dan salju turun dengan deras. Di dalam bis, Hasna melihat ada beberapa gadis yang lebih cantik dan berpakaian lebih baik dari dirinya. Mereka turun dari bis di tempat yang sama. Rupanya mereka juga ingin melamar bekerja di situ juga.
"Ya Allah, "Hasna berdoa dalam hati, "bantulah saya. Keluarga saya sangat membutuhkan uang."
Tepat pada saat itu, seorang wanita setengah umur turun dari bis, dan tergelincir jatuh di salju. Anak-anak gadis itu melirik ke arahnya tetapi terus berjalan. Wanita itu tampak pusing. Topi, kaca mata, dan dompetnya tergeletak di kakinya.
Untuk beberapa saat Hasna ragu-ragu. Jika dia membantunya, anak-anak gadis itu akan lebih cepat memasukkan lamaran kerja mereka daripada dia. Dia merasa bahwa dia tidak punya kesempatan.
Tiba-tiba suatu kalimat dari ibunya terus menerus bergema di pikirannya: "Tanda seorang Muslimah sejati adalah perhatian untuk sesama."
Hasna berhenti dan membantu wanita itu berdiri dan memungut semua barang miliknya.
"Bisakah kamu membantu saya ke kantor?" pinta wanita itu. "Saya merasa agak gemetar."
Mereka pun berjalan sangat perlahan-lahan ke pabrik. Hasna memberitahu wanita itu bahwa dia datang untuk melamar pekerjaan. Ketika mereka sampai di kantor pabrik itu, nyonya itu berterima kasih kepadanya dan masuk ke aula. Beberapa saat kemudian, Hasna diantar ke kantor manajer dan ia melihat bahwa nyonya yang baru saja pergi itu sedang duduk di sana.
Nyonya itu berkata kepadanya, "Saya telah menunggumu," katanya. "lowongan yang ada adalah pekerjaan sebagai resepsionis. Seorang gadis cerdas yang penuh perhatian seperti anda memenuhi syarat untuk pekerjaan itu."
Hasna lalu diterima bekerja di kantor pabrik itu.